Sangat berbeda dengan era-era sebelumnya, di tahun 2010-an para sineas dan rumah produksi Indonesia mulai berani untuk mengeksplor genre romantis. Salah satu caranya dengan menambahkan unsur komedi, misteri, thriller hingga psikologi, yang membuat film di era ini terasa lebih beragam.
Keberagaman inilah yang membuat film romantis Indonesia berhasil memuncaki popularitas. Bahkan, film Indonesia romantis terbaik di tahun 2010-an ini berhasil ditonton hingga jutaan orang dan sukses go internasional.
Punya kualitas mentereng, film Indonesia romantis terbaik tahun 2010-an di bawah ini cocok untuk ditonton bersama pasangan lho. Ada film apa saja? List lengkapnya ada di bawah ini!
1. Dilan 1990

Milea (Vanesha Prescilla) bertemu dengan Dilan (Iqbaal Ramadhan) di sekolah barunya di Bandung. Sejak pertama bertemu, Dilan dengan percaya diri meramalkan bahwa Milea akan menjadi kekasihnya. Dari sinilah rasa penasaran mengenai sosok Dilan pun memenuhi hati dan pikiran Milea.
Dilan adalah sosok siswa yang karismatik dan sangat berbeda dengan yang lainnya. Dia pemberani, tidak takut untuk berkata jujur dan membela yang benar. Hal ini juga yang membuatnya dijadikan “Panglima Perang” di geng motornya.
Di balik sifatnya yang sangat tadi, Dilan memiliki cara yang unik untuk memenangkan hari Milea. Jauh dari kata mewah dan romantis, Dilan menunjukkan cintanya dengan hal-hal yang nyeleneh. Namun, yang membuat Milea jatuh cinta padanya adalah rangkaian kata puitis yang diberikan Dilan untuknya.
Meski saling mencintai, ternyata kisah cinta Milea dan Dilan tidak berjalan lancar. Milea geram, tiap kali melihat Dilan babak belur karena tawuran antar geng motor. Di sisi lain, Dilan dibuat tidak percaya diri karena ada banyak pria yang mendekati Milea.
Dilan 1990 adalah film romantis yang menjadi ikon dalam sinema Indonesia pada tahun 2010-an. Diarahkan oleh Fajar Bustomi dan Pidi Baiq, film ini ditonton oleh 6.391.982 orang dan berada di peringkat keempat sebagai film dengan penonton terbanyak sepanjang masa.
Kesuksesan ini terus berlanjut, karena dua sekuelnya yaitu Dilan 1991 dan Milea: Suara Dari Dilan juga berhasil mendapatkan jumlah penonton yang fantastis. Film ini juga berjaya di berbagai ajang penghargaan bergengsi di Indonesia.
2. Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan

Seperti yang sudah disebutkan di atas, film romantis di era tahun 2010-an memiliki tema yang lebih beragam. Salah satunya adalah Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan, yang menyatukan kisah cinta dengan insecurity dan body shaming.
Fokus ceritanya ada pada Rara (Jessica Milla). Terlahir dengan tubuh tambun, kulit sawo matang dan rambut mengembang, jelas Rara memiliki gen sang ayah. Sementara adiknya sangat mirip dengan ibunya yang mantan model, tubuhnya tinggi semampai dan kulitnya putih.
Sebenarnya Rara tidak pernah mempermasalahkan soal penampilannya. Bahkan, kekasihnya yang bernama Dika (Reza Rahadian) pun dapat menerimanya apa adanya.
Masalah penampilan muncul ketika Rara memasuki dunia kerja. Jadi pegawai di perusahaan kosmetik, Rara adalah karyawan yang cerdas dan cekatan. Makanya, Rara nekad mengajukan diri untuk menempati posisi manajer yang kosong. Namun, usahanya ini digagalkan oleh Pak Kelvin (Dion Wiyoko).
Bukan karena kinerja Rara yang buruk, tapi karena penampilannya yang tidak sesuai dengan citra perusahaan. Pak Kelvin memberikan syarat, Rara harus bisa mengubah penampilan fisiknya dalam satu bulan baru setelah itu dia bisa jadi manajer.
3. Dua Garis Biru

Mungkin banyak yang penasaran, kenapa Dua Garis Biru ada di list film Indonesia romantis terbaik tahun 2010-an? Bagi saya, film ini menampilkan kisah cinta remaja yang dipenuhi pelajaran yang bagus akibat dari seks bebas.
Baca Juga:
Sudah bukan rahasia lagi, banyak anak muda yang terbuka dengan seks bebas, namun tidak memahami akibatnya. Dua Garis Biru memberikan pelajaran berharga soal cinta, masa depan dan keluarga.
Film ini mengisahkan Bima (Angga Yunanda) dan Dara (Adhisty Zara), dua remaja yang masih duduk di bangku SMA. Seperti remaja pada umumnya, Dar dan Bima sedang dimabuk cinta. Sayang, ketidakmampuan mereka untuk menahan nafsu akhirnya membuat Dara hamil.
Mengetahui hal ini, kedua keluarga marah dan malu. Tidak ada pilihan lain yang dapat mereka lakukan, selain menikahkan Dara dan Bima. Dari sinilah ujian cinta dan rumah tangga harus dilalui Dara dan Bima di usia belia.
Dara dan Bima memang sepakat untuk melahirkan anak mereka, namun perbedaan latar belakang keluarga membuat segalanya jadi sulit.
Orang tua Bima berharap Dara dapat menjadi istri yang baik, sementara Bima mencari pekerjaan untuk menafkahi keluarganya. Sedangkan orang tua Dara menginginkan putrinya tetap mengejar impiannya untuk meneruskan pendidikan pasca melahirkan.
Berkat nilai-nilai sosial dan akting memukau dari para pelakonnya, Dua Garis Biru berhasil membawa pulang banyak piala penghargaan. Sebut saja sebagai Film Bioskop Terpuji di Festival Film Bandung 2019 dan Indonesian Movie Actors Awards 2020.
4. Teman Tapi Menikah

Romansa dalam rumah tangga sepertinya jadi tema yang disukai oleh penonton film di era tahun 2010-an. Setelah Dua Garis Biru, film romantis Indonesia terbaik lainnya yang dapat kamu tonton adalah Teman Tapi Menikah.
Fyi, film romantis ini diadaptasi dari perjalanan cinta antara Ditto Percussion dan Ayudia Bing Slamet dari yang awalnya berteman hingga berakhir di pernikahan.
Kisahnya berawal ketika Ditto (Adipati Dolken) diam-diam menaruh cinta kepada sahabatnya sendiri, Ayu (Vanessa Priscilla). Bukan karena status Ayu sebagai aktris populer, melainkan karena gayanya yang gahar dan agak tomboy seperti preman.
Sayangnya takdir selalu membuat Ditto dan Ayu terjebak dalam friendzone. Selama 11 tahun bersahabat Ditto tidak pernah bisa menyatakan cintanya pada Ayu. Entah karena Ayu yang sudah memiliki kekasih saat Ditto jomblo atau sebaliknya. Selain itu, Ayu tidak pernah memandang Ditto lebih dari sahabat karib.
Suatu hari, Ayu tiba-tiba mendatangi Ditto dan berkata bahwa dia akan menikahi kekasihnya. Saat itulah Ditto tersentak, pemuda ini bimbang apakah ia harus mengutarakan cintanya pada Ayu atau lagi-lagi kalah dari takdir?
5. Critical Eleven

Critical eleven adalah istilah penting dalam dunia penerbangan. Istilah ini memperlihatkan tiga masa kritis penerbangan pesawat, yaitu 3 menit setelah take off dan 8 menit sebelum landing. Statistik pun membuktikan, bahwa 80% kecelakaan pesawat terjadi dalam 11 menit masa kritis tersebut.
Masa yang sama juga dialami oleh Ale (Reza Rahadian) dan Anya (Adinia Wirasti). Pertemuan pertama mereka terjadi di pesawat, dalam waktu tiga menit setelah take off, Anya berhasil dibuat jatuh cinta oleh sikap dan kepribadian Ale.
8 menit sebelum mereka landing, dari sinilah kisah cinta mereka dimulai hingga ke jenjang pernikahan. Seperti kebanyakan pasangan, rumah tangga Ale dan Anya dipenuhi dengan masalah, mulai dari perbedaan sudut pandang hingga cara menata hidup. Namun, masalah tadi bukanlah masa-masa kritis mereka.
Rumah tangga Ale dan Anya terguncang, pasca Anya keguguran. Ale yang kalut, menyalahkan Anya karena tidak menuruti perkataannya untuk berhenti bekerja. Anya pun menyesalinya. Namun, disaat-saat terapuhnya ini Ale malah meninggalkannya sendirian. Lantas, inikah akhir cinta antara Anya dan Ale?
Berkat penampilan mereka yang luar biasa, Adinia Wirasti berhasil dinobatkan sebagai Pemeran Utama Wanita Film Bioskop Terpuji di Festival Film Bandung 2017. Reza Rahadian pun terpilih sebagai Aktris Utama Terpilih dalam ajang penghargaan Piala Maya 2017.
6. Posesif

Ketika cinta dan obsesi dijadikan satu, hal ini tidak pernah berakhir menyenangkan. Inilah yang dirasakan oleh Lala (Putri Marino), saat berpacaran dengan Yudhis (Adipati Dolken).
Mereka bertemu di sekolah, Yudhis adalah anak pindahan baru, sementara Lala adalah siswi teladan dan atlet loncat Indah terbaik di sekolahnya. Ketahuan berbuat onar, Lala dan Yudhis dihukum lari mengelilingi lapangan dengan tali sepatu mereka yang saling terikat satu sama lain.
Setelah kejadian tadi, hubungan Lala dan Yudhis menjadi sangat dekat. Keduanya pun sepakat untuk berpacaran. Bersama Yudhis, Lala pun semakin termotivasi untuk menggapai impiannya jadi atlet nasional.
Namun, gelagat tidak biasa mulai ditunjukkan oleh Yudhis. Ternyata, Yudhis terobsesi untuk memiliki Lala seorang diri alias posesif. Untuk membahagiakan Lala, Yudhis nekat menyabotase saingan Lala. Yudhis pun tidak segan menyakiti orang-orang yang dianggapnya terlalu dekat dengan Lala.
Awalnya Lala tidak menyadari perubahan sikap Yudhis, hingga kecelakaan salah satu sahabatnya terbukti dilakukan oleh Yudhis. Kira-kira apa yang akan dilakukan oleh Lala?
Untuk mengetahui jawabannya, kamu bisa menonton film romantis dan psikologi Indonesia berjudul Posesif. Film terbaik di Jogja-NETPAC Asian Film Festival ini dijamin bikin baper sekaligus bergidik ngeri. Berkat akting memukaunya, Putri Marino juga berhasil membawa pulang Piala Citra pertamanya sebagai Aktris Terbaik di tahun 2017.
7. Yang Tidak Dibicarakan Ketika Membicarakan Cinta

Yang Tidak Dibicarakan Ketika Membicarakan Cinta adalah sebuah film Indonesia yang mengeksplorasi cinta dari sudut pandang yang unik.
Film ini menggambarkan perasaan cinta dari individu dengan berbagai tantangan fisik dan emosional. Dengan dua cerita yang berbeda, film ini mengajak penonton untuk melihat bahwa cinta bisa ditemukan dalam keadaan yang tidak terduga dan dengan cara yang tak terduga pula.
Salah satunya adalah kisah cinta antara Fitri (Ayushita), seorang perempuan yang dalam keadaan buta. Pasca dewasa, Fitri jatuh cinta pada sosok dokter “hantu,” yang diketahui tinggal di dekat kolam renang terapi di halaman belakang sekolahnya.
Setiap Kamis malam, yang dipercayanya sebagai malam keramat, Fitri selalu menulis sebuah surat untuk sang dokter. Isinya beraneka ragam, mulai dari mengisahkan kesehariannya hingga cerita-cerita yang personal.
Suatu hari, Dokter hantu itu membalas suratnya dan melihat Fitri secara langsung tanpa mengucapkan sepatah katapun. Dokter hantu itu bernama Edo (Nicholas Saputra), dokter tuli yang berusia 30 tahun.
Jika Fitri dapat melihat dan Dokter Edo dapat mendengar, mungkin sudah sejak lama mereka saling jatuh cinta. Namun, karena kekurangan yang mereka miliki ini sehingga membuat kisah cintanya berjalan alot. Lantas, apakah cinta ini akan membawa kebahagiaan atau justru akan menghilang dalam kontrakan lusuh yang mereka tempati?
8. Love for Sale

“Dua minggu lagi aku akan menikah, bawa pacarmu atau kami akan mempertaruhkan harga dirimu.”
Perkataan tadi membuat Richard Achmad (Gading Marten) dikenal sebagai seorang jomblo akut pun menjadi stres. Bagaimana mungkin Richard bisa mendapatkan seorang kekasih dalam waktu singkat?
Melalui sebuah situs kencan online, Richard berkenalan dengan Arini Kusuma (Della Dartyan). Mereka berdua sepakat untuk bertemu, tetapi masalah administrasi memaksa Richard untuk membiarkan Arini tinggal bersamanya selama 45 hari, sesuai dengan perjanjian kontrak situs kencan tersebut.
Awalnya, keduanya tidak memiliki perasaan romantis satu sama lain, tetapi seiring berjalannya waktu, benih-benih cinta mulai tumbuh di antara mereka.
Richard terkesan dengan pemahaman Arini terhadap dirinya, minat dan hobi mereka yang serupa, bahkan selera makan mereka yang cocok. Ini adalah pengalaman yang tak pernah dialaminya dalam 20 tahun terakhir.
Richard dengan berani melamar Arini, berjanji untuk menjadikannya bagian dari hidupnya selamanya. Namun, takdir berkata lain. Arini tiba-tiba menghilang tanpa jejak, dan Richard terpaksa mencari arti sebenarnya dari cinta dan kehilangan.
Bagi saya, Love for Sale adalah film yang menggambarkan perjalanan emosional tentang cinta, kehilangan, dan pencarian jati diri. Pesan utamanya adalah cinta tidak selalu terjadi pada waktu yang tepat atau dalam keadaan yang diharapkan, tetapi bisa memberikan makna dan pertumbuhan yang mendalam untuk seseorang.
9. Perahu Kertas

Bagi para penggemar Maudy Ayunda, Perahu Kertas adalah film romantis terbaik yang pernah dibintanginya. Makanya, saya memasukkan film arahan Hanung Bramantyo ini dalam list film Indonesia romantis terbaik di tahun 2010-an.
Diadaptasi dari novel Dewi Dee Lestari, film ini mengisahkan perjalanan cinta yang rumit antara Kugy (Maudy Ayunda) dan Keenan (Adipati Dolken), dua pribadi yang berlawanan yang sama-sama ingin menemukan cinta sejati.
Kugy adalah seorang gadis tomboy yang penuh semangat dan percaya bahwa dia adalah agen Dewa Neptunus. Salah satu ciri khasnya adalah menulis semua curahan hatinya pada selembar kertas, yang kemudian dia lipat menjadi perahu dan dilepaskan ke sungai sebagai simbol pembebasan perasaannya.
Di sisi lain ada Keenan, dia adalah pelukis muda yang sangat berbakat, namun terpaksa berkuliah di Fakultas Ekonomi demi memenuhi keinginan sang ayah. Keenan mengobati rasa kecewanya dengan berkumpul bersama sahabat karibnya. Salah satunya adalah Noni, Eko dan si gadis tomboy Kugy.
Tanpa sepengetahuan sahabatnya, Keenan dan Kugy sebenarnya saling mencintai satu sama lain. Namun, kisah ini tidak berakhir baik karena kesalahpahaman.
Singkat cerita Keenan dan Kugy memutuskan untuk menjalani hidup mereka masing-masing. Keenan masih belum bisa move on dari Kugy. Akhirnya dia pun melampiaskan seluruh perasaan cinta, bingung dan sedih lewat lukisan.
Lalu bagaimana dengan kelanjutan kisah cinta Kugy dan Keenan? Apakah mereka bukan jodoh yang ditakdirkan?
10. 3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta

Film terakhir yang sayang banget kalau dilewatkan adalah 3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta. Diarahkan oleh Benni Setiawan, film ini menampilkan gambaran nyata ketika cinta terhalang oleh budaya dan keyakinan.
Rosid (Reza Rahadian) adalah seorang pemuda yang bermimpi jadi seorang seniman seperti WS. Rendra. Rosid memiliki ciri khasnya sendiri yaitu rambut kribonya. Perkara rambut juga yang membuat Rosid kerap bertengkar dengan sang ayah.
Bagi Pak Mansur (Rasyid Karim), rambut kribo Rosid membuat anaknya tidak bisa memakai peci. Dalam tradisi masyarakat muslim, peci adalah lambang kesalehan dan kesetiaan pada agama Islam. Sementara bagi Rosid, agama tidak bisa dicampur adukkan dengan tradisi leluhur yang disakralkan.
Konflik hidup Rosid makin besar, saat kedua orang tuanya tahu kalau dia berkencan dengan seorang gadis Katolik bernama Delia (Laura Basuki). Baik Rosid dan Delia tahu dengan jelas mengenai konsekuensi hubungan asmara berbeda keyakinan.
Hal sebaliknya justru diperlihatkan oleh orang tua mereka. Sebut saja usaha orang tua Delia ingin mengirim anak perempuan mereka ke Amerika, beralasan meneruskan pendidikan. Sementara orang tua Rosid berusaha menjodohkan anak laki-lakinya dengan gadis muslim bernama Nabila (Arumi Bachsin).
Apakah cinta Rosid dan Delia mampu untuk mengatasi semua rintangan dan memungkinkan mereka untuk bersatu dalam ikatan pernikahan?
Punya tema yang beragam, saya yakin 10 film Indonesia romantis terbaik tahun 2010-an ini tidak akan membuatmu bosan. Tiap film memiliki tema dan permasalahan yang beragam. Selain itu, ada banyak nilai sosial yang bisa kita petik dari film-film di atas. Saya sendiri menjadikan Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan sebagai film favorit, kalau kamu?