Sukses dengan drama fenomenal dan viral, Layangan Putus, Anya Geraldine kembali beradu akting dengan Reza Rahadian. Kali ini mereka bertemu dalam film berjudul ‘Garis Waktu’. Film yang diadaptasi dari novel populer berjudul sama karya Fiersa Besari ini dirilis pada 12 Agustus 2022 lalu.
Menceritakan tentang pertemuan tak terduga antara Senandika dan April, film ini siap bikin penonton baper. Lalu apakah filmnya akan setenar novelnya? Simak dulu ulasan lengkap film ini disini ya!
Sinopsis

April (Michelle Ziudith) tengah dalam perjalanan menuju airport untuk bertemu dengan sahabatnya, Sanya (Anya Geraldine). Tiba-tiba saat ia tengah melintas jalanan panjang yang jauh dari pemukiman, ban mobil yang dikemudikannya mengalami masalah. Untunglah ada Senandika (Reza Rahadian) yang tak sengaja lewat.
Senandika pun menawarkan bantuan untuk memperbaiki ban mobil April. Tadinya April merasa tak enak hati, tapi ia tak punya pilihan lain. Senandika membantunya memperbaiki ban mobil April. Disitu, mereka akhirnya berkenalan.
Setelah pertemuan itu, Senandika memang sudah menunjukkan ketertarikan pada April. Sayangnya, mereka tak sempat bertukar nomor handphone. Mereka pun berpisah setelah insiden itu.
April melanjutkan perjalanannya dan bertemu dengan Sanya. Tak hanya bertemu, Sanya juga menginap di rumah April. Mereka sempat berbincang dengan orang tua April. Saat itu, April diminta ibunya untuk mendonasikan buku-buku ke sekolah Rakyat. Ia pun mengiyakan permintaan sang ibu.
April lalu pergi ke sekolah rakyat dimana banyak sekali anak-anak kurang beruntung yang menimba ilmu disana. Ia juga bertemu dengan bu Asih, satu-satunya pendidik di sekolah tersebut. Bu Asih mengatakan bahwa ia dibantu oleh mantan muridnya untuk mengurusi sekolah itu.
Tak disangka, mantan murid yang dimaksud adalah Senandika. April pun bertemu kembali dengan Dika. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Dika lalu meminta nomor April. Sejak saat itu, mereka pun sering bertukar pesan.
Belakangan, April mengetahui bahwa Dika adalah seorang musisi yang berbakat. Mengingat sang sahabat yang merupakan mantan produser di TV, April berniat mengenalkan Dika pada Sanya. Ia ingin Sanya mengorbitkan Dika dengan mempopulerkan lagu Dika di Youtube. Meskipun awalnya Sanya nampak enggan melakukannya, tapi pada akhirnya Sanya setuju untuk membantu Dika.
Sanya ternyata menepati ucapannya. Ia membantu Dika dengan sepenuh hati dengan membuatkan Dika channel Youtube, merencanakan strategi promosi, bahkan menyediakan tempat tinggal yang lebih layak untuk Dika. Sementara itu, April juga berusaha selalu mendukung Dika. Hubungan April dan Dika pun berkembang. Mereka akhirnya resmi berpacaran.
Baca Juga:
Sayangnya, kebahagiaan April hanya bertahan sebentar. Sang ayah menolak kehadiran Dika. Ia menganggap Dika bukan sosok yang tepat untuk putrinya karena Dika hanyalah seorang musisi yang tidak jelas masa depannya. Ayah April bersikeras meminta April untuk fokus dengan sekolahnya di London.
Meskipun April merasa haknya direnggut, April tak punya pilihan selain menuruti kemauan sang ayah. Ia pun berangkat ke London untuk melanjutkan sekolahnya. Secara otomatis ia pun harus menjalani hubungan jarak jauh dengan Dika. Untunglah selama menjalani hubungan jarak jauh itu, mereka tetap berkomunikasi dengan lancar.
Seiring berjalannya waktu, lagu yang Dika ciptakan mendulang kesuksesan. Ia pun sudah sering mendapat tawaran manggung dimana-mana. Bahkan ia juga mendapat penghargaan bermusik.
Suatu waktu, Sanya berinisiatif mengadakan pesta untuk merayakan kesuksesan Dika. Mereka berpesta semalaman, berjoget, dan minum minuman keras. Di pesta tersebut, Sanya mabuk berat. Dika lalu membawa Sanya ke apartemennya. Terbawa suasana dan tak sadar akibat alkohol yang membuatnya mabuk, Sanya mencium Dika.
Sayangnya, adegan itu dilihat jelas oleh April yang sengaja datang ke apartemen Dika untuk memberikan kejutan. Melihat kejadian itu, April langsung berlari ke luar dan melemparkan buku kumpulan sajak yang sudah ia tuliskan untuk Dika.
Lalu bagaimana akhir kisah Dika dan April? Bisakah mereka kembali bersama? Kamu bisa menonton filmnya sampai selesai untuk tahu jawabannya ya!
Ide Cerita yang Terlampau Kuno

Sudah pernah disinggung sebelumnya kalau film Garis Waktu ini merupakan sebuah film yang diadaptasi dari novel yang ditulis oleh musisi Fiersa Besari. Novel ini sangat laris manis di pasaran hingga menjadi best seller di toko buku terkemuka. Tak hanya berisi kisah cinta, Fiersa juga menyelipkan berbagai Quote-quote romantis yang disukai para remaja.
Sayangnya jalan cerita yang terjalin di dalamnya terasa klise dan alurnya mudah ditebak. Bahkan, alur ceritanya bisa dibilang mirip dengan cerita-cerita di FTV, hanya saja pengemasannya jauh lebih baik. Sejujurnya, benar-benar tidak ada yang spesial dari segi cerita.
Bahkan film ini masih mengangkat isu orang tua yang menolak pacar putrinya karena ia terlalu ‘miskin’. Kisah ini jadi mengingatkan saya dengan drakor Boys Before Flower, dimana sang orang tua kaya raya berusaha menghalalkan segala cara untuk menjauhkan anaknya dari orang yang nggak punya apa-apa. Klise, bukan?