
Surabaya: Satgas Covid-19 Jawa Timur mencatat penambahan kasus covid-19 harian melonjak mencapai 850 kasus per Selasa, 22 November 2022. Ada enam daerah penyumbang kasus covid-19 harian di Jatim, yakni Kota Surabaya 263 kasus, Kabupaten Sidoarjo 59, Kediri 37, Nganjuk 27, Kab. Malang 26, dan Jombang 25 kasus baru.
“Sekarang ini banyak masyarakat yang sudah enggan menggunakan masker. Tentu ini problem, karena penyakit yang menular lewat saluran pernapasan itu, potensinya cepat menyebar secara luas. Virus itu punya karakter mudah mutasi,” kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jatim, Sutrisno, Rabu, 23 November 2022.
Selain penambahan kasus covid-19 harian itu, kasus covid-19 aktif di Jatim hingga saat ini masih tinggi yakni 2.611 kasus aktif. Meski demikian, tingkat kesembuhan mencapai 668 orang, dan pasien meninggal sebanyak tujuh sorang.
Sementara itu untuk kasus aktif terbanyak adalah Kota Surabaya sebanyak 609 kasus aktif. Disusul Kab. Malang 178 kasus, Kota Malang 144, Gresik 136, Ngajuk 135, Sidoarjo 133, dan Kediri 106 kasus aktif.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sutrisno menjelaskan faktor lain penyebab meningkatnya kasus adalah dibukanya pintu penerbangan internasional, dan event-event besar sudah digelar di mana-mana khususnya kota-kota besar di Indonesia. Di mana event-event itu mengundang kerumunan, dan pengunjung tidak menggunakan masker.
“Masyarakat sudah mulai menganggap normal, sehingga kendor menerapkan prokes. Ingat, pandemik covid-19 ini bukan yang terakhir, dan masih ada potensi virus lain yang jumlahnya sangat baik,” jelasnya.
Kemudian faktor lainnya adalah dampak dari munculnya subvarian baru covid-19 XBB yang kini sedang merebak. Kondisi ini ditambah mobilisasi masyarajat yang tinggi, dan longgarnya protokol keeehatan.
“Jadi antarnegara dan antardaerah ini sudah kembali seperti sebelum pandemik. Itu tentu membawa konsekuensi berupa hubungan antar manusia dalam menyebarkan virus,” ungkapnya.
Melihat fenomena itu, IDI Jatim mengingatkan masyarakat untuk segera meningkatkan kewaspadaan. Sutrisno meyakini para dokter bisa melakukan pencegahan secara mandiri, karena sudah punya pengalaman ketika gelombang satu dan dua covid-19.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id