
Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan potensi bahan baku industri sebagai salah satu kekuatan Indonesia dalam pertemuannya dengan para pengusaha dan CEO perusahaan besar Amerika Serikat (AS), di Intercontinental the Willard Hotel, Washington DC.
Dalam rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-AS, Presiden menyampaikan bahwa selain penyediaan bahan baku industri, Indonesia juga memiliki kekuatan dalam penyediaan energi hijau dan ekonomi digital.
“Sebagai salah satu negara penghasil bijih nikel terbesar di dunia, Indonesia berkembang pesat dalam industri besi dan baja. Saat ini Indonesia menjadi negara penghasil besi baja stainless terbesar nomor dua di dunia,” kata Presiden Jokowi, dilansir dari Antara, Jumat, 13 Mei 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurut Presiden, Indonesia juga kaya akan tambang seperti tembaga dan bauksit untuk aluminium, yang akan menjadi tulang punggung industri energi baru dan terbarukan, termasuk baterai lithium dan mobil listrik.
Dengan potensi energi hijau yang ada, Kepala Negara juga menyampaikan bahwa pembangkit listrik dari tenaga hidro, surya, dan geothermal sangat berlimpah. Oleh karenanya, Presiden Jokowi mengajak para pelaku usaha di Amerika Serikat untuk berinvestasi di Indonesia pada sektor industri dan energi terbarukan.
“Kami memastikan produksi barang penting akan dihasilkan dari pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Kami mengundang pelaku bisnis Amerika untuk investasi di Indonesia,” kata Jokowi.
Serius kembangkan ekonomi digital
Presiden menambahkan bahwa Indonesia juga serius dalam pengembangan ekonomi digital yang adil dan bermanfaat bagi semua. Saat ini, Indonesia memiliki 2.346 perusahaan rintisan (startup) atau menjadi negara dengan startup terbanyak kelima di dunia.
“Saya sangat mengharapkan kontribusi pebisnis Amerika dalam pengembangan infrastruktur digital, memfasilitasi digital capacity building, serta mendukung kami masuk global value chain melalui digitalisasi,” kata Presiden.
Sebagai negara yang memegang Keketuaan G20, Presiden juga memastikan agar konferensi tingkat tinggi itu dapat bekerja sebagai katalisator pemulihan ekonomi global, terutama bagi kemajuan negara-negara berkembang. Karena itu, Presiden mengharapkan adanya kerja sama konkret yang menguntungkan dengan ASEAN, khususnya Indonesia.
“Semua ini membutuhkan kemitraan yang erat antara pemerintah dengan komunitas bisnis. Saya berharap para CEO perusahaan besar Amerika dapat membangun kerja sama konkret di G20, dan kerja sama dengan ASEAN, khususnya dengan Indonesia,” pungkas dia.
Sumber