
Jakarta: Qeleshe adalah topi yang terbuat dari wol dan menjadi bagian dari kostum tradisional Albania. Meski tidak banyak terlihat saat ini, eksistensi Qeleshe sebagai bagian dari budaya Albania tetap ada berkat keluarga yang mewariskan keterampilannya dari generasi ke generasi.
Keluarga Guni misalnya, keluarga ini bisa dengan bangganya mewariskan kerajinan membuat Qeleshe dari generasi ke generasi. Dan masih menjual topi tradisional khas Albania.
“Qeleshe (topi flanel) adalah bagian dari warisan budaya kami. Ini adalah kerajinan tangan yang untungnya masih bertahan hingga hari ini. Kami berhasil melestarikannya dengan banyak pengorbanan,” Ardian Guni perajin topi Qeleshe.
Qeleshe sendiri dibuat dengan tangan dan membutuhkan waktu pengerjaan 2 jam untuk tiap Qeleshe. Dan Guni memproduksi berbagai bentuk Qeleshe yang berbeda berdasarkan wilayah di Albania.
“Kami terus melestarikan tradisi keluarga ini bersama ayah, kakek, kakek buyut Saya, yang telah mengerjakan kerajinan ini. Kami masih melestarikannya,” kata Ardian.
Kruja merupakan kota tua di Albania yang berjarak 40 km utara Ibukota Albania, Tirana. Di sini banyak ditemukan toko-toko kecil yang membuat Qeleshe yaitu topi tradisional khas Albania. Meski Qeleshe tidak sepopuler dulu, tetapi kerajinan tradisional ini tetap erat kaitannya dengan warga lokal.
“Tidak banyak orang yang melakukan pekerjaan semacam ini atau kerajinan tangan semacam ini. Tetapi di bazaar lama, kami beruntung memiliki seseorang yang membuat topi tradisional. Mengikuti tradisi lama dan kemudian dengan putranya di rumahnya. Di ruang kerjanya, ia masih melestarikan tradisi pembuatan topi nasional ini,” ungkap Nurmir Ricaj seorang pakar Etnografi.
Banyaknya topi buatan mesin yang berasal dari Tiongkok dan Turki serta dijual di toko-toko seluruh negeri, termasuk Kruja membuat upaya Guni untuk menyelamatkan tradisi ini menjadi sulit. Produk-produk tersebut datang dengan harga yang lebih murah daripada milik Guni.
“Ini adalah nilai yang besar untuk Kruja. Dan ini adalah nilai yang besar untuk Albania, untuk seluruh Albania. Dan itu perlu dipromosikan karena orang perlu tahu dan juga untuk melihat bagaimana sebenarnya sebuah kerajinan tangan,” ujar Nurmir.
Albania sendiri diduduki selama hampir 5 abad oleh Kekaisaran Ottoman. Dan Kruja, yang dekat dengan bandara internasional menawarkan banyak tempat wisata. Seperti kastil dan museum, serta masjid tua.
(FIR)