Setiap tahunnya, berbagai vendor mainstream umumnya sudah menyiapkan lini flagship untuk dirilis pada kuartal pertama alias awal tahun. Samsung pun demikian, menjadi salah satu yang sudah menjual flagship terbarunya di Indonesia. Dan dari ketiga varian yang diperkenalkan, Samsung Galaxy S22+ jadi “anak tengah”, di antara Galaxy S22 & Note Galaxy S22 Ultra.
Saat diluncurkan, dua varian yang diperkenalkan oleh Samsung memang terlihat cenderung membosankan. Tak ada perubahan yang masif dari segi desain, sementara beberapa peningkatan disematkan pada jeroan alias hardware-nya. Dimensinya dibuat sedikit lebih kecil, mengorbankan kapasitas baterai meski diklaim masih lebih tahan lama dari generasi sebelumnya.
Setelah beberapa hari menjajal Samsung Galaxy S22+ sebagai daily driver, saya bisa bilang kalau smartphone ini adalah yang paling aman. Tapi membosankan. Tapi kalau Gizmo friends hendak membelinya, bakal menjadi keputusan yang tepat. Semua yang “harus ada” dalam sebuah flagship masa kini, tersedia. Berikut ulasan lengkapnya.
Desain
Meski secara keseluruhan terlihat mirip, sejatinya ada beragam perubahan minor yang diberikan oleh Samsung pada desain Samsung Galaxy S22+ serta varian standarnya. Selain opsi warna, tentunya. Awalnya saya menganggap varian Green paling menarik, namun Pink Gold juga nyatanya terlihat mewah.
Baik warna pink pada bodi belakang dan gold di bagian modul kamera sama-sama dibuat sangat kalem, terlihat elegan dan terasa cocok untuk pengguna selain perempuan sekalipun. Bagian frame diperkuat dengan material Armor Aluminum, memiliki derajat lengkung sedikit lebih kecil dari sebelumnya, dan sayangnya mudah membekas sidik jari.
Bodi belakangnya justru dibuat sepenuhnya flat, memakai material kaca Gorilla Glass Victus+ dengan permukaan doff. Bebas sidik jari? Tentu, tetapi juga jadi sedikit licin. Selama menggunakannya tanpa case, masih aman meski permukaan tangan mudah berkeringat.
Tak sedikit orang yang mengira kalau Samsung Galaxy S22+ yang saya pegang adalah varian standar. Karena memang dimensinya tergolong kompak untuk dimensi layarnya, punya bobot 195 gram dan ketebalan 7,6mm saja. Bezel tipis yang terlihat simetris juga nampak berkontribusi membuat fisik bodi lebih kecil.
Layar
Kombinasi spesifikasi pada bagian ini menurut saya cukup sempurna. Panel Dynamic AMOLED 2X pada Samsung Galaxy S22+ punya resolusi full HD+, bukan yang tertinggi namun sudah sangat cukup (dan tentu berdampak positif pada konsumsi daya). Dimensinya 6,6 inci, mendukung refresh rate sampai 120Hz, plus kecerahan maksimum sampai 1750 nits.
Saya memang tidak punya cara khusus untuk membuktikan apakah layarnya memang bisa menyala hingga nilai tersebut, namun menggunakan Galaxy S22+ di luar ruangan sangatlah nyaman—kombinasi sejumlah teknologi lain termasuk Vision Booster yang dapat tingkatkan kontras dengan mempelajari konten di layar. Tanpa lapisan pelindung, Gorilla Glass Victus+ juga berhasil melindungi dari segala goresan tipis.
Saturasi, kontras, kecerahan, tingkat respon sampai efek getar (haptic feedback), semuanya 10/10. Kaca yang sepenuhnya flat juga beri benefit tersendiri, mempermudah pengguna mencari dan memasang pelindung layar, misalnya. Sensor sidik jari in-display pada Galaxy S22+ juga terasa lebih reliabel dan sedikit lebih instan.
Kamera
Samsung berikan peningkatan menyeluruh pada kemampuan kamera Galaxy S22 Series, tak terkecuali Samsung Galaxy S22+. Secara hardware, sensor utamanya kini lebih baik, gunakan sensor 1/1,57 inci 50MP dengan diafragma f/1.8 dan OIS. Samsung tak mendetailkan jenisnya, meski sesuai dengan Samsung GN5 maupun Sony IMX766.
Sensor ultra wide-angle masih sama-sama 12MP f/2.2 tanpa autofokus, sementara telefotonya menjadi 10MP (dengan interpolasi hasil ke 12MP), berikan 3x optical zoom dan juga didukung OIS. Ketiga sensor (plus kamera depan 10MP Dual Pixel PDAF) bisa rekam video sampai 4K 60fps, namun hanya sensor utama yang mendukung sampai 8K 24fps.
Samsung unggulkan kemampuan AI terbaru pada kameranya. Sebutkan slogan “Nightography”, tentu hasil foto di malam hari sangat terbantu berkat sensor utama yang lebih baik. Namun selain itu, kamera Galaxy S22+ kini dapat memisahkan jarak antara subyek dengan background lebih cerdas. Sehingga mampu hasilkan portrait lebih natural, bahkan dalam kondisi malam hari.
Apakah kenyataannya demikian? Ya, dan cukup konsisten. Separasi pada area sulit seperti obyek tipis, rambut manusia dan bulu hewan peliharaan lebih presisi. Meski terkadang masih ada sedikit error, dan hasil portrait malam dengan 3x zoom (sensor default pada mode portrait) cenderung halus serta membutuhkan subyek benar-benar diam.












Secara keseluruhan, hasil foto dari kamera Samsung Galaxy S22+ terlihat semakin baik. Baik dari segi ketajaman, saturasi warna, serta efek portrait yang lebih presisi. Kemampuan VDIS alias EIS ala Samsung juga bisa berikan tingkat kestabilan konsisten, termasuk di malam hari. Perpindahan sensor lebih halus, bahkan dari aplikasi Instagram secara langsung.
Fitur
Masih mirip seperti pendahulunya, Samsung sempurnakan tampilan antarmuka Samsung Galaxy S22+ dengan One UI 4.1. Berbasis Android 12, ada beberapa fitur personalisasi yang diterapkan. Contohnya, mampu terapkan palet warna sesuai dengan kombinasi warna pada wallpaper, agar lebih terlihat seragam.
Tanpa jack audio 3,5mm, opsi untuk mendengarkan musik hanya tersedia lewat port USB-C, earphone nirkabel atau speaker stereo—khusus yang terakhir, kualitasnya sangat baik dan cukup lantang. Terdengar cukup imbang baik dari lubang di bawah serta bagian earpiece, cocok menemani layar yang superior.
Aplikasi bawaan juga tergolong jempolan, seperti galeri yang punya fitur hapus objek memanfaatkan AI. Dan yang paling saya apresiasi, adalah komitmen Samsung untuk berikan setidaknya 4 versi OS baru dan 5 tahun jaminan pembaruan keamanan untuk semua Galaxy S22 Series. Memperkecil gap antara durasi dukungan smartphone Android dan iOS milik Apple.
Performa
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kali ini varian yang masuk resmi ke Indonesia gunakan cip dari Qualcomm. Samsung Galaxy S22+ menjadi salah satu yang pertama menjalankan Snapdragon 8 Gen 1, bawa peningkatan performa sekaligus efisiensi daya lewat fabrikasi 4nm. Opsi RAM-nya hanya satu, yakni 8GB dengan bantuan virtual RAM (RAM Plus) 4GB.
Tentu sudah sangat wajar kalau performanya sangat terjaga, dengan refresh rate yang konsisten dan lag minim saat multitasking. Yang terasa masih sama dari sebelumnya adalah suhu bodi Samsung Galaxy S22+ cenderung konsisten hangat. Umumnya hanya terasa pada bagian atas, tepatnya sebelah kamera. Bagian tengah dan bawah masih aman.
Sampai panas pun tidak, tapi hangatnya hampir setiap saat dan bakal sedikit mengganggu terutama ketika sedang menggunakan Galaxy S22+ tanpa case. Bisa jadi karena software yang masih kurang sempurna berkat chipset baru, atau isu ini hanya pada unit kami saja.
Baterai
Turun 300 mAh dari generasi sebelumnya, dimensi yang lebih kompak membuat Samsung Galaxy S22+ “hanya” punya baterai berkapasitas 4,500 mAh. Namun jangan khawatir, karena daya tahan baterainya masih sangat aman. Bisa dibilang malah sedikit lebih baik, berkat teknologi layar serta chipset yang lebih efisien daya.
Dari pukul 9 pagi sampai sekitar 10 malam, baterai Galaxy S22+ tersisa 10-20% dengan SOT 4-4,5 jam. Sudah termasuk aktifkan AOD, gunakan data seluler dan akses kamera secara intensif. Jika tidak terlalu intensif dan aktifkan mode hemat daya, tentu bisa lebih lama. Lalu bagaimana dengan pengisian dayanya?
Mendukung hingga 45W, kecepatan pengisian daya Samsung Galaxy S22+ tergolong standar untuk sebuah flagship. 30 menit pertama bisa menambah daya sekitar 60%, sementara dari 5% sampai penuh butuh waktu kisaran 60 menit. Semoga ke depannya bisa lebih bersaing dengan smartphone yang sudah bisa sampai 65W ke atas, bahkan di kelas mid-range.
Kesimpulan
Bila Gizmo friends telah menyimak secara seksama, pasti paham kenapa saya mengatakan kalau smartphone ini adalah flagship yang aman. Seumpama semua fiturnya dicatat ke dalam sebuah rapor, skornya kebanyakan B+, alias nilai positifnya cukup merata.
Desain stylish sekaligus lebih kuat, layar superior, kamera yang semakin baik di malam hari, speaker stereo, baterai tahan seharian, dan performa kencang. Ditambah dengan jaminan empat tahun pembaruan versi Android, bukti kalau Samsung mulai serius perkuat dukungan software update. Overall, Samsung Galaxy S22+ adalah pilihan aman untuk flagship Android 2022.
Beli perangkat Samsung secara online di:
Spesifikasi Samsung Galaxy S22+ 5G

General
Device Type | smartphone |
Model / Series | Samsung Galaxy S22+ 5G |
Released | 09 Januari, 2022 |
Status | Available |
Price | Rp14.999.000 (8/128GB), Rp15.999.000 (8/256GB) |
Platform
Chipset | Qualcomm SM8450 Snapdragon 8 Gen 1 (4 nm) |
CPU | Octa-core (1×3.00 GHz Cortex-X2 & 3×2.40 GHz Cortex-A710 & 4×1.70 GHz Cortex-A510) |
GPU | Adreno 730 |
RAM (Memory) | 8GB RAM |
Storage | 128/256GB |
External Storage | – |
Operating System | Android 12 |
User Interface | One UI 4.1 |
Design
Dimensions | 157.4 x 75.8 x 7.6 mm |
Weight | 195 gram |
Design Features | Glass front (Gorilla Glass Victus+), glass back (Gorilla Glass+), aluminum frame (Armor Aluminum) IP68 Color: Phantom Black, White, Pink Gold, Green |
Battery | Non-removable 4,500 mAh battery Fast wired charging 45W Fast wireless charging 15W Reverse wireless charging 4.5W |
Display
Screen Type | Infinity-O Dynamic AMOLED 2X |
Size and Resolution | 6.6-inch FHD+ (1080×2340), 19.5:9 ratio (~393 ppi density) |
Touch Screen | capacitive touchscreen |
Features | Corning Gorilla Glass Victus+ HDR10+ Always-on display 120Hz refresh rate In-display fingerprint sensor (ultrasonic) 1750 nits peak brightness |
Network
Network Frequency | GSM/ HSPA/ LTE/5G SA/NSA/Sub6 |
SIM | Dual SIM (Nano-SIM, dual stand-by) |
Camera
Multi Camera | Yes (Rear) |
Rear | 50 MP, f/1.8, 23mm (wide), 1/1.56″, 1.0µm, Dual Pixel PDAF, OIS; 10 MP, f/2.4, 70mm (telephoto), 1/3.94″, 1.0µm, PDAF, OIS, 3x optical zoom; 12 MP, f/2.2, 13mm, 120˚ (ultrawide), 1/2.55″ 1.4µm, Super Steady video |
Front | 10 MP, f/2.2, 26mm (wide), 1/3.24″, 1.22µm, Dual Pixel PDAF |
Flash | Yes |
Video | 8K @24fps, 4K @60fps |
Camera Features | LED flash, panorama, HDR, Night mode, Super steady video, Pro video mode, gyro-EIS+OIS, stereo sound recorder, multi-mic, Director’s View, AI Stereo Depth Map |
Connectivity
Wi-fi | Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac, dual-band, WiFi Direct, hotspot |
Bluetooth | 5.2, A2DP, LE |
USB | USB Type-C 3.2, USB On-The-Go |
GPS | Yes, with A-GPS, GLONASS, BDS |
HDMI | No |
Wireless Charging | Yes |
NFC | |
Infrared | No |
Smartphone Features
Multimedia Features | – Active noise cancellation with dedicated mic – Stereo speaker tuned by AKG |
FM Radio | Yes |
Web Browser | HTML5 |
Messaging | SMS; MMS |
Sensors | Fingerprint (under display, ultrasonic), accelerometer, gyro, proximity, compass, barometer |
Other | Samsung Pay, Bixby Home, Bixby Reminder, Dolby Atmos, Samsung Knox, Samsung DeX |
Review Samsung Galaxy S22+ 5G
Tak berniat mengubah desain secara signifikan, Samsung lebih memutuskan untuk tingkatkan beberapa bagian agar Samsung Galaxy S22+ 5G lebih sempurna dari sebelumnya.
-
Design
-
Display
-
Camera
-
Features
-
Battery
-
Performance